Sunday, December 6, 2009

Ori, Deposito dan Saham, which one?

Jika anda mempunyai uang dan berencana untuk melakukan investasi, mungkin pertanyaan pertama yang akan muncul adalah investasi apa yang sebaiknya saya lakukan, apakah investasi ini mempunyai resiko yang tinggi, dan bagaimana dengan ROI dari investasi ini. Dan tentunya anda pasti akan berusaha untuk mencari investasi yang resikonya tidak terlalu tinggi, namun di sisi lain dapat memberikan return yang cukup memuaskan.

Selama ini masyarakat baru mengetahui beberapa cara berinvestasi antara lain deposito untuk mencari aman atau berinvestasi di saham untuk yang mau cari untung besar (tentunya dengan resiko lebih tinggi). Keamanan deposito terlihat dari nilai capitalnya yang tidak berubah, namun mendapatkan keuntungan dari bunga. Misal kita punya uang 100 juta, maka jika didepositokan pada bunga 9% maka dalam setahun akan menjadi 100 juta + 10% dari 100juta = totalnya 110 juta. Ini murni menabung. Sementara kalau saham, yang dicari justru capital gain, yaitu spread dari perbedaan harga pokok dari saham itu sendiri. Misal, beli saham TLKM 6 juta pada harga 6000, lalu menjualnya pada harga 7000, maka akan mendapatkan 7 juta, atau capital gain nya sebesar 1 juta. Namun kalau harganya jatuh menjadi 5000, akan mendapatkan kerugian 1 juta juga.

ORI atau Obligasi Ritel Indonesia merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dijual secara ritel/eceran, karena itu dinamakan Obligasi (Surat Utang) Ritel Indonesia.

Karakteristik ORI
Obligasi Ritel Indonesia sendiri mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Kupon untuk pembayaran bunga ORI bersifat Fixed Coupon Bonds dikarenakan sifat bunganya tetap dan dibayarkan secara periodik
b. ORI bersifat Secured Bonds dikarenakan pemerintah diharuskan membeli kembali ORI tersebut dengan harga perdana 100% pada saat jatuh tempo
c. ORI bersifat Retail Bonds dikarenakan setiap unit ORI diperjualbelikan dalam nominal kecil
d. ORI bersifat Konvensional Bonds dikarenakan diperhitungkan dengan system bunga dan bukan bagi hasil seperti sukuk.

Keuntungan Investasi ORI
Ada beberapa keuntungan berinvestasi di ORI:
1. Kupon dan harga pokok ORI dijamin undang-undang.
2. Kupon lebih tinggi daripada rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN
3. Penjaminan pemerintah untuk membeli kembali ORI dengan harga 100% pada saat kita membeli ORI tersebut pada saat jatuh tempo
4. Bunga yang cukup tinggi yang harus dibayarkan pemerintah yaitu sebesar antara 9.5% - 10% setiap tahunnya dan sifatnya fixed rate atau bunga tetap
5. Pada saat sekarang ini ORI bisa diperdagangkan kepasar skunder
6. ORI dapat dipinjamkan / dijaminkan kepada pihak lain misalkan untuk pengambilan kredit dibank
7. Risiko gagal bayar (default risk) adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. Investasi pada ORI terbebas dari risiko gagal bayar sebab Pemerintah berdasarkan Undang-Undang SUN dan Undang-Undang APBN setiap tahunnya menjamin pembayaran kupon dan pokok SUN, termasuk ORI sampai dengan jatuh temponya.

Resiko Investasi ORI
Tentu saja berinvestasi di ORI juga mempunyai resikonya tersendiri:
1. Risiko pasar (market risk) adalah potensi kerugian bagi investor karena adanya kecenderungan penurunan harga ORI di pasar sekunder akibat kenaikan tingkat bunga. Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual ORI di pasar sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di pasar perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya menjual ORI jika harga jual (pasar) lebih tinggi daripada harga beli setelah dikurangi biaya transaksi.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo. Pemilik ORI yg memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual ORI di pasar sekunder pada tingkat harga (pasar) yang wajar. Apabila pemilik ORI membutuh-kan dana, ORI dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan pinjaman ke bank umum atau sebagai jaminan dalam transaksi efek di pasar modal.

Berikut merupakan Tabel perbandingan saham, deposito dan ORI:

ORI bisa dikatakan menabung, kalau nasabah membelinya untuk disimpan sampai akhir jatuh tempo. Contoh ORI001 jangka waktunya 3 tahun. Beli ORI 001 10 juta dengan bunga 12%, lalu disimpan selama 3 tahun, maka saat jatuh tempo, nasabah akan dapat 10 juta + 36% = 13,6 juta.
ORI sendiri bisa juga dipergunakan untuk mencari capital gain seperti saham. Beli ORI 001 10 juta dengan bunga 12%. Pantau harga obligasi di bursa obligasi, atau lewat realtime info provider, atau lewat koran. Jika ORI oversubscribe (banyak peminat), maka harga aslinya (100%) bisa saja menjadi misal 105% pada hari ke dua. Jual ke bidder yang berani memesan pada harga 105%. Jadilah pada hari kedua tsb, nasabah tadi mendapatkan kembali 10 juta + 5% capital gain = 10 juta 500 ribu.

Prosedur pembelian ORI tergolong mudah. Calon investor dapat membuka rekening di bank, mendaftar menjadi nasabah agen penjual, kemudian menyetor uang ke rekening agen penjual sesuai jumlah investasi yang dikehendaki. Setelah itu investor mengisi kelengkapan formulir pemesanan disertai lampiran fotokopi KTP.

Kesimpulannya, ORI ini benar-benar cara yang menarik untuk berinvestasi. Bisa untuk investasi seperti deposito, namun bisa juga untuk spekulasi mendapatkan capital gain.

1 comment: