Sunday, December 6, 2009

Benefit of Social Computing In Enterprise

Introduction

Dewasa ini berbagai macam aplikasi yang memfasilitasi interaksi social online mulai mendominasi internet. Banyak jaringan online popular yang berkembang dengan cepat, contohnya seperti YouTube, Facebook, Twitter dan MySpace, yang menarik investasi besar-besaran. Pertumbuhan yang fenomenal ini dikarenakan tersedianya saluran broadband secara luas dan komputer pribadi dengan spesifikasi yang semakin meningkat. Social Computing merepresentasikan langkah selanjutnya dalam evolusi web dan berpotensi memberikan pengaruh besar terhadap dunia bisnis dan masyarakat.

Berikut merupakan beberapa contoh aplikasi dari Social Computing:
Blog => jurnal atau online yang diterbitkan melalui internet oleh individu maupun kelompok
Wiki => Merupakan ensiklopedia open source yang dapat ditulis bersama-sama.
Peer to Peer => jaringan user yang terhubung secara langsung dalam sesi komunikasi peer to peer. Contoh aplikasinya mencakup Kazaa, Gnutella, Napster, eDonkey.
Flickr => merupakan layanan berbagi foto yang populer dan mudah digunakan. Flickr memungkinkan penggunanya mengunggah, menandai dan berbagi foto dan memberi komentar serta penilaian.
Social Bookmarking => Merupakan layanan berbagi bookmark
Slashdot => merupakan situs berita teknologi yang dapat dikomentari dan dinilai
Youtube => Ditujukan bagi user amatir untuk mengunggah video beresolusi rendah
MySpace => Myspace memungkinkan user membuat dan berbagi ekistensi multimedia di web. Layanan serupa dapat ditemui di FaceBook dan Friendster.
Linkedln => Merupakan jaringan sosial untuk profesional bisnis.
Facebook => Merupakan situs jaringan sosial global yang memiliki user dari seluruh dunia (Apakah saat ini masih ada manusia yang berinteraksi dengan komputer tetapi tidak mengetahui facebook)
Twitter => situs jaringan sosial dan mikroblog yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan pesan melalui sms, e-mail, atau aplikasi seperti Twitterrific dan Twitbin

Social Computing Overview

Social Computing / Social Network Services merupakan suatu network yang fokus dalam membangun komunitas online untuk orang-orang yang mempunyai aktivitas dan interest yang sama, atau untuk orang yang tertarik dalam menjelajahi aktivitas dan interest dari orang lain. Social computing telah menciptakan cara baru untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dan sekarang telah digunakan secara regular oleh jutaan orang, dan kelihatannya social computing telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pada saat ini banyak social networking services yang popular di internet yang memungkinkan user untuk mendevelop personal sites, menyediakan informasi, berinteraksi di web, dan bekerja sama.
Contohnya adalah:
Provision of Personal Sites – Facebook dan Myspace menyediakan social interaction sites, di mana user dapat membangun komunitas online untuk orang-orang yang mempunyai aktivitas dan interest yang sama, atau untuk orang yang tertarik dalam menjelajahi aktivitas dan interest dari orang lain. Intinya adalah user yang menentukan informasi apa dan dengan siapa mereka akan mengshare.
Information Provision – Website seperti YouTube memungkinkan user untuk meng-upload video favorit mereka atau video buatan sendiri untuk dishare dengan internet user lainnya yang dapat mengview, rate dan memberikan comment. Blog tidak jarang memberikan pikiran-pikiran para pemimpin dengan channel komunikasi yang baru untuk mem-broadcast informasi yang tersedia kepada para user.
Real-time Communication – Ada banyak provider Instant Messaging (IM), seperti MSN Live Messenger, Yahoo Messenger, AOL IM, yang memungkinkan user untuk berkomunikasi secara real time dengan text, audio dan video.
Collaborative Working – Di internet, user-user dapat berkumpul dari mana saja dan bekerja sama untuk membangun single source of content. Contohnya adalah Wikipedia yang telah menjadi salah satu resource ensiklopedia yang populer dalam jangka waktu yang pendek.Teknologi Wiki mempunyai approval process dari author, dalam hal ini yaitu moderator yang melakukan pemeriksaan ketepatan dan relevansi dari content pada saat user ingin berpartisipasi untuk mengubah atau menambah suatu content.

Jika kita perhatikan, maka ada beberapa persamaan yang dapat ditemukan dari aplikasi social computing yaitu:
• Terus berkembang dengan fitur yang terus bertambah
• Kualitas dinilai berdasarkan review dan feedback balik pengguna
• Struktur bersifat bottom-up dan fleksibel
• Organisasi bersifat terbatas
• Berorientasi kepada komunitas

Social Computing Pros and Cons In Enterprise
Ada beberapa konsekuensi negatif dari social computing dilihat dari segi bisnis:
Lost productivity
Beberapa aplikasi social networking dapat menjadi sangat addictive, sehingga sangat mudah untuk menghabiskan waktu jam kerja. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas dari perusahaan.
Data Leakage
Sangat mudah bagi para employee untuk menyebarkan informasi-informasi confidential perusahaan baik dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Privacy
Terkadang orang menulis terlalu banyak informasi mengenai data pribadi mereka, hal ini dapat memacu tindakan kriminal seperti phishing attacks.
Viruses/Malware
Apabila suatu user mengakses aplikasi social computing di tempat kerja, maka seluruh jaringan di perusahaan mempunyai resiko terkena Virus/Malware.

Pada umumnya aplikasi social computing standar ini mempunyai beberapa issue dan tidak memiliki security yang standar dan bisnis relevansi yang dapat digunakan di dunia kerja, namun banyak perusahaan yang sekarang sudah menyadari benefit dari penggunaan teknologi ini dan ketika sudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan enterprise, social computing dapat memberikan banyak benefit bisnis. Social Computing pada level Enterprise dapat memberikan benefit dari kolaborasi dan team building, di sisi lain ia juga dapat meng-maintain organizational security dan data privacy. Social computing juga membantu orang untuk mencari dan menghubungkannya dengan network yang lebih luas untuk suatu subject khusus – memberikan pendekatan yang lebih inovatif dan fresh dalam menyelesaikan masalah dan mencari tantangan baru di marketplace.

Channel komunikasi seperti blog dan forum online, dilengkapi dengan gabungan teknologi seperti social bookmarking, menyediakan tool yang powerful untuk berbagi informasi, membina dan menjaga hubungan baik antara orang-orang yang mempunyai bidang industri yang berbeda ataupun terpisah jauh olek jarak. Hal ini sering disebut sebagai collective intelligence ataupun wisdom of the crowd, tempat berkumpulnya para expert di bidangnya dan tempat mereka berdiskusi dan berbagi pengetahuan.

Sebagai bagian dari transformasi bisnis, pemimpin sekarang lebih fokus ke effort dari karyawan dalam mengembangkan inovasi dan pertumbuhan dari perusahaan. Di pasar global market sekarang, sangat susah untuk mengdiferensiasikan produk-produk dengan benchmark yang sudah umum seperti harga. Salah satu cara untuk mendapatkan competitive advantage adalah dengan cara sebagai yang pertama di pasar. Untuk benar-benar berbeda dari yang lain, mereka harus tahu memanfaatkan kekuatan dari corporate knowledge. Dengan mengumpulkan, maintain dan sharing pengetahuan ini ke semua departemen di dalam organisasi, perusahaan dapat mendapatkan manfaat dari collective intelligence ini dengan baik. Dalam hal ini menggunakan solusi social software level enterprise merupakan cara yang tepat untuk mencapai tujuan ini.

Benefits of Social Computing to IT

Benefit dari social computing untuk departemen IT tidak boleh dianggap terpisah dari keuntungan bisnis. IT pada saat ini sudah merupakan bagian dari bisnis seperti halnya di departemen lain. Kunci benefit IT pada saat mengimplementasikan social computing kepada end users adalah IT dapat menyediakan tool-tool yang tepat kepada end users untuk menyelesaikan problem-problem bisnis. Mempunyai teknologi-teknologi ini di suatu enterprise dapat mendiferensiasikan IT sebagai departemen yang inovatif dan resourceful, dengan insight apakah yang dibutuhkan oleh end users supaya dapat lebih produktif. IT pada dasarnya bukanlah suatu cost center, melainkan suatu departemen yang dapat menyediakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan business process.

Tentu saja, IT juga harus memperhatikan infrastruktur yang dimiliki, supaya solution social computing dapat berintegrasi dengan baik ke dalam lingkungan bisnis yang sudah ada. Penggunaan solution social computing langsung dari vendor tentu saja menyediakan control dan governance yang lebih “enterprise ready”, hal ini tentu berpengaruh kepada kecepatan dan ketepatan dari implementasi dan deploymentnya.

Social Computing Benefits to Enterprise – Driving Innovation Through Collaboration

Di tahun 2006, suatu study dilakukan IBM dan lebih dari 700 CEO dari seluruh penjuru dunia berpendapat ada 4 top strategies untuk tetap kompetitif yaitu:
1. Finding new areas of growth
2. New products or services
3. Engineering new in-house processes
4. Business models

Ketika ditanya darimana sumber-sumber ide yang mengarah ke strategi itu muncul, CEO mengidentifikasi employees, partners dan clients sebagai tiga jawaban teratas.


Pada study yang sama, kemampuan untuk berkolaborasi diidentifikasi sebagai faktor kunci kompetitif yang memisahkan out-performers dengan under-performers pada term kemampuan untuk berinovasi. 75% dari CEO mengindikasikan bahwa kolaborasi sangat penting untuk memberikan strategi baru bagi perusahaan. Walaupun aspirasi kolaborasi sangat tinggi, tetapi implementasi aktualnya dengan baik sangatlah rendah. Ketika ditanyai hanya setengah dari CEO yang mempercayai kalau perusahaan mereka sudah terkolaborasi di atas moderate level.

Business leader saat ini cenderung mencari jalan untuk membangun culture di mana kolaborasi di antara corporate boundaries merupakan bagian fundamental dari struktur organisasi. Mereka menyadari kebutuhan untuk menciptakan lingkungan yang kolektif di dalam organisasi di mana teaming efforts diperlukan. Sebagai tambahan, mereka juga mengetahui ide-ide yang inovatif juga dapat muncul dari kolaborasi hubungan dengan customers dan business partners.

Ada beberapa cara social computing dapat memberikan banyak benefit kepada bisnis. Contohnya, teknologi tersebut memungkinkan user untuk berkolaborasi di dalam suatu project atau peluang-peluang bisnis tanpa tergantung dengan perbedaan waktu atau tempat. Menurut suatu survey yang dilakukan pada December 2006 oleh US CIO Confidence Poll Online Survey, ada 3 alasan kuat mengapa suatu enterprise mengadopsi social computing yaitu:
• Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dari bisnis
• Membantu peningkatan kreativitas yang nantinya dapat membuat organisasi menjadi innovator
• Memberikan solusi untuk gap yang ada di perusahaan dengan menyimpan dan memanage knowledge-knowledge yang penting/informatif

Tentunya sebagai senior eksekutif, CIO mempunyai peran yang penting dalam membantu untuk membuat kolaborasi sebagai bagian yang utuh dari strategi bisnis perusahaan dan memungkinkan kolaborasi baik untuk orang-orang ataupun system. CIO dapat memimpin implementasi dari teknologi kolaboratif ini, baik implementasi di organisasi IT itu sendiri ataupun dengan pihak enterprise di luar

Getting Started with Social Computing

Ketika mempertimbangkan bagaimana untuk memulai suatu supporting online communities dengan social software, sangat penting untuk memulai dari internal intranet deployment sebelum membangun suatu extranet site yang dapat diakses oleh strategic partners dan customers. Ini akan memberi employee kesempatan untuk menggunakan software dan membangun disiplin2 yang diperlukan. Contohnya employee harus menyisihkan sedikit waktu setiap harinya untuk mengisi blog. Tentu saja, organisasi perlu mendukung kegiatan investasi dari waktu kerja ini. Imbalan dari kemudahan mengakses informasi-informasi yang valuable ini akan membuat individual, team dan organisasi bekerja dengan lebih cepat dan efektif.

Bagaimana cara kita mengetahui kalau bisnis yang dijalankan dapat mendapat benefit dengan menggunakan social software. Caranya adalah dengan mengidentifikasi apakah di perusahaan tersebut menghadapi tantangan-tantangan seperti berikut:
Do you need a more efficient, yet informal way for small groups and teams within your organization and supply chain to collaborate and problem solve (outside of e-mail)?
• Do you spend too much time trying to track down the current experts on certain topics within your organization?
• Do you want to do more to promote creativity and the sharing of knowledge and key information resources within your organization?
• Do you have a sense for the critical pockets of knowledge and expertise within your organization?
• Is there much opportunity for people to communicate and connect across organizational boundaries, such as departments or locations, to solve problems in an interdisciplinary way?
• Are you worried about losing critical expertise and tacit knowledge as key staff retires or move on to other opportunities?
• Are you looking for way to attract and retain younger talent?


Jika perusahaan tersebut menghadapi salah satu kendala di atas, maka kita dapat memulai implementasi dengan melihat sisi internal dan external perusahaan itu sendiri.
Looking internally:
• Find fertile ground for a social software pilot.
• Search for departments or small teams that might be using social networking software already, perhaps through a hosted service model.
• Locate potential early adoption groups within the organization that would be visible and credible champions to drive viral adoption in an organization-wide rollout.
• Identify collaborative projects that are unstructured and don’t have existing work plans or workflows established.
Looking externally:
• Scan the Internet for examples of corporations with external blogs and investigate how they are using them to communicate with customers.
• Locate a recognized industry expert in one of your areas of interest who has an active blog. Does she or he also have a set of social bookmarks at a site such as de.lici.ous? Could these blogs and bookmarks be valuable to you in your professional development? Could they be valuable to a larger team working on a related project?
• Investigate the policies and guidelines other companies have put in place on the appropriate use of their social software applications.
• Check in with industry analysts and researchers on how business is using and will use social software in the future.
• Investigate available product offerings, such as:

- IBM Lotus® Connections software
- Windows SharePoint Services 3.0 (WSS)
- Microsoft Office SharePoint Server 2007 (MOSS)
- Oracle Collaboration Suite

Kesimpulan
Pemimpin eksekutif pada masa ini cenderung mencari inovasi bisnis sebagai pertum-buhan atau income baru di perusahaan. Salah satu dari factor kunci dalam mengembangkan inovasi di dalam suatu organisasi adalah dengan membangun culture dan infrastruktur yang sesuai untuk mendukung kolaborasi dan sharing pengetahuan untuk para karyawan yang terhalang oleh batasan-batasan di dalam organisasi. Dengan membangun suatu komunitas berbasis infrastruktur yang menggabungkan pengetahuan, IT dan pemimpin bisnis akan membantu mengembangkan sharing knowledge, best practices dan akan mendorong inovasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan competitive edge di masa yang akan datang.

Ori, Deposito dan Saham, which one?

Jika anda mempunyai uang dan berencana untuk melakukan investasi, mungkin pertanyaan pertama yang akan muncul adalah investasi apa yang sebaiknya saya lakukan, apakah investasi ini mempunyai resiko yang tinggi, dan bagaimana dengan ROI dari investasi ini. Dan tentunya anda pasti akan berusaha untuk mencari investasi yang resikonya tidak terlalu tinggi, namun di sisi lain dapat memberikan return yang cukup memuaskan.

Selama ini masyarakat baru mengetahui beberapa cara berinvestasi antara lain deposito untuk mencari aman atau berinvestasi di saham untuk yang mau cari untung besar (tentunya dengan resiko lebih tinggi). Keamanan deposito terlihat dari nilai capitalnya yang tidak berubah, namun mendapatkan keuntungan dari bunga. Misal kita punya uang 100 juta, maka jika didepositokan pada bunga 9% maka dalam setahun akan menjadi 100 juta + 10% dari 100juta = totalnya 110 juta. Ini murni menabung. Sementara kalau saham, yang dicari justru capital gain, yaitu spread dari perbedaan harga pokok dari saham itu sendiri. Misal, beli saham TLKM 6 juta pada harga 6000, lalu menjualnya pada harga 7000, maka akan mendapatkan 7 juta, atau capital gain nya sebesar 1 juta. Namun kalau harganya jatuh menjadi 5000, akan mendapatkan kerugian 1 juta juga.

ORI atau Obligasi Ritel Indonesia merupakan surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan dijual secara ritel/eceran, karena itu dinamakan Obligasi (Surat Utang) Ritel Indonesia.

Karakteristik ORI
Obligasi Ritel Indonesia sendiri mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:
a. Kupon untuk pembayaran bunga ORI bersifat Fixed Coupon Bonds dikarenakan sifat bunganya tetap dan dibayarkan secara periodik
b. ORI bersifat Secured Bonds dikarenakan pemerintah diharuskan membeli kembali ORI tersebut dengan harga perdana 100% pada saat jatuh tempo
c. ORI bersifat Retail Bonds dikarenakan setiap unit ORI diperjualbelikan dalam nominal kecil
d. ORI bersifat Konvensional Bonds dikarenakan diperhitungkan dengan system bunga dan bukan bagi hasil seperti sukuk.

Keuntungan Investasi ORI
Ada beberapa keuntungan berinvestasi di ORI:
1. Kupon dan harga pokok ORI dijamin undang-undang.
2. Kupon lebih tinggi daripada rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN
3. Penjaminan pemerintah untuk membeli kembali ORI dengan harga 100% pada saat kita membeli ORI tersebut pada saat jatuh tempo
4. Bunga yang cukup tinggi yang harus dibayarkan pemerintah yaitu sebesar antara 9.5% - 10% setiap tahunnya dan sifatnya fixed rate atau bunga tetap
5. Pada saat sekarang ini ORI bisa diperdagangkan kepasar skunder
6. ORI dapat dipinjamkan / dijaminkan kepada pihak lain misalkan untuk pengambilan kredit dibank
7. Risiko gagal bayar (default risk) adalah risiko dimana investor tidak dapat memperoleh pembayaran dana yang dijanjikan oleh penerbit pada saat produk investasi jatuh tempo. Investasi pada ORI terbebas dari risiko gagal bayar sebab Pemerintah berdasarkan Undang-Undang SUN dan Undang-Undang APBN setiap tahunnya menjamin pembayaran kupon dan pokok SUN, termasuk ORI sampai dengan jatuh temponya.

Resiko Investasi ORI
Tentu saja berinvestasi di ORI juga mempunyai resikonya tersendiri:
1. Risiko pasar (market risk) adalah potensi kerugian bagi investor karena adanya kecenderungan penurunan harga ORI di pasar sekunder akibat kenaikan tingkat bunga. Kerugian (capital loss) dapat terjadi apabila investor menjual ORI di pasar sekunder sebelum jatuh tempo pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. Risiko pasar dalam investasi ORI dapat dihindari apabila pembeli ORI di pasar perdana tidak menjual ORI sampai dengan jatuh tempo dan hanya menjual ORI jika harga jual (pasar) lebih tinggi daripada harga beli setelah dikurangi biaya transaksi.
2. Risiko likuiditas (liquidity risk) adalah potensi kerugian apabila sebelum jatuh tempo. Pemilik ORI yg memerlukan dana tunai mengalami kesulitan dalam menjual ORI di pasar sekunder pada tingkat harga (pasar) yang wajar. Apabila pemilik ORI membutuh-kan dana, ORI dapat dijadikan sebagai jaminan dalam pengajuan pinjaman ke bank umum atau sebagai jaminan dalam transaksi efek di pasar modal.

Berikut merupakan Tabel perbandingan saham, deposito dan ORI:

ORI bisa dikatakan menabung, kalau nasabah membelinya untuk disimpan sampai akhir jatuh tempo. Contoh ORI001 jangka waktunya 3 tahun. Beli ORI 001 10 juta dengan bunga 12%, lalu disimpan selama 3 tahun, maka saat jatuh tempo, nasabah akan dapat 10 juta + 36% = 13,6 juta.
ORI sendiri bisa juga dipergunakan untuk mencari capital gain seperti saham. Beli ORI 001 10 juta dengan bunga 12%. Pantau harga obligasi di bursa obligasi, atau lewat realtime info provider, atau lewat koran. Jika ORI oversubscribe (banyak peminat), maka harga aslinya (100%) bisa saja menjadi misal 105% pada hari ke dua. Jual ke bidder yang berani memesan pada harga 105%. Jadilah pada hari kedua tsb, nasabah tadi mendapatkan kembali 10 juta + 5% capital gain = 10 juta 500 ribu.

Prosedur pembelian ORI tergolong mudah. Calon investor dapat membuka rekening di bank, mendaftar menjadi nasabah agen penjual, kemudian menyetor uang ke rekening agen penjual sesuai jumlah investasi yang dikehendaki. Setelah itu investor mengisi kelengkapan formulir pemesanan disertai lampiran fotokopi KTP.

Kesimpulannya, ORI ini benar-benar cara yang menarik untuk berinvestasi. Bisa untuk investasi seperti deposito, namun bisa juga untuk spekulasi mendapatkan capital gain.